Senin, 27 April 2009

BERBAGI PENGALAMAN “UNIK”

Seorang guru dianggap berhasil apabila bisa menghadapi berbagai tantangan di sekolah dengan bijaksana. Pengalaman merupakan guru terbaik kita.

Sebagai seorang guru, kita dituntut untuk terus meng up-date pengetahuan kita meskipun sudah banyak bekal yang kita miliki. Karena kalau kita tetap dengan model-model pembelajaran cara lama tanpa penyesuaian dengan perkembangan teknologi dan zaman, maka kita akan ”ditinggalkan” oleh murid-murid.

Semakin banyak pengalaman mengajar kita, tentunya akan semakin banyak ilmu yang kita peroleh. Bagaimana menghadapi anak-anak dengan berbagai keunikan? Tentunya perlu berbagi pengalaman. Murid dengan perilaku diam, banyak bicara serta penakut adalah hal-hal yang biasa kita hadapi. Namun menghadapi murid yang autis hiperaktif tentunya belum banyak teman guru yang pernah mengalaminya.

Dalam menghadapi murid ini, kita sering dikejutkan dengan tingkah-tingkah ”aneh” yang dibuat. Misalnya ngomong sendiri, berjalan-jalan di kelas, tiba-tiba tertawa atau menangis pada saat pelajaran. Memang secara akademis anak ini tidak bermasalah dalam pencapaian nilai pelajaran di sekolah. Malah cenderung lebih tinggi daripada anak-anak biasa lain di kelasnya.

Dari segi kematangan emosional anak ini kurang kalau ada sesuatu hal yang tidak sesuai dengan keinginannya emosinya sering meledak-ledak di kelas. Kadang-kadang kita merasa berat menghadapi keanehan yang dibuat di kelas. Aktif bertanya pada waktu pelajaran, tetapi sering tidak nyambung dengan materi yang sedang dibahas. Contohnya sedang membahas tentang tokoh idola, tiba-tiba dia angkat tangan untuk bertanya masalah ramalan di tahun 2009.

Tentunya semua yang terlibat dalam proses pembelajaran di kelas harus saling mendukung dan saling menyadari. Apabila anak ini mulai beraksi berjalan-jalan di kelas atau menulis sendiri di papan tulis, teman-temannya bergantian mengajak kembali ke tempat duduk. Setelah duduk dan berkonsentrasi lagi sebentar dia bisa menyelesaikan latihan-latihan yang diberikan guru.

Di sini peran guru dan teman sekelasnya sangat menentukan keberhasilan mengubah peri laku anak yang mempunyai sifat autis hiperaktif ini. Apabila tiba-tiba anak ini berontak untuk diajak duduk maka dengan pendekatan halus kita ambil langkah dengan memegang tangan dan menatap matanya maka ia akan menuruti apa yang kita kehendaki.

Memang teman sekelasnya kadang-kadang merasa terganggu karena setiap saat ada saja muncul ulah-ulah aneh pada saat proses belajar mengajar yang selalu butuh waktu untuk menenangkan. Pada saat tenang pun misalnya ulangan, tiba-tiba ia tertawa, dengan keras membaca soal yang dianggapnya lucu. Teman-teman yang lain pun hanya tersenyum simpul. Dalam hal ini guru harus terus konsisten mengingatkan supaya suasana kelas tetap kondusif.

Kita tidak segan-segan memberi apresiasi pujian apabila ia berhasil melakukan sesuatu. Karena dibalik kelemahannya ada banyak hal positif yang bisa kita ambil. Sebagai guru kita harus sabar, telaten dan tanggung jawab untuk membawa murid kita berubah menjadi yang lebih baik. Murid dengan berbagai karakter harus kita siapkan strateginya, agar mereka berhasil baik di bidang akademik maupun sosialnya.



Nama : Dra. Liana Ekowati

Guru SMP YPPI – II Surabaya

Alamat : Jl. Dharmahusada Indah Barat VI / 1

No. Telp./ Fax. : 031-5934151

No. Email : liana_ekowati@yahoo.com

Tidak ada komentar: